Belajar? So What Gitu Lho..!

. Sunday, June 10, 2007
  • Agregar a Technorati
  • Agregar a Del.icio.us
  • Agregar a DiggIt!
  • Agregar a Yahoo!
  • Agregar a Google
  • Agregar a Meneame
  • Agregar a Furl
  • Agregar a Reddit
  • Agregar a Magnolia
  • Agregar a Blinklist
  • Agregar a Blogmarks

Banyak diantara kita yang menganggap bahwa belajar itu merupakan beban yang harus dipikul. Hal ini dikarenakan kesalahan kita dalam memandang dan menilai bahwa belajar itu merupakan sebuah monster (mungkin Dinosaurus, ya…!) yang bisa melahap dan mengganggu aktifitas bermain kita dengan teman-teman. Kalau kita bisa mengubah dan memperbaiki cara pandang kita (prsepsi) dan cara menilai tantang, apa sih itu belajar, kita akan mengetahui bahwa belajar itu merupakan suatu keni’matan yang lezatnya luar biasa (mungkin tak ada tandingannya). Semua tak akan lepas dari cara pandang kita, cara berfikir kita, maupun cara penilaian kita tentang sesuatu, khususnya belajar. Dan perlu kita ketahui bahwa penelitian di bidang ilmu otak berhasil mememukan bahwa pendidikan, psikoterapi dan pengalaman hidup dapat mengubah protein yang diproduksi oleh gen, sama kuatnya daengan perubahan yang dilakuakan oleh gen terhadap pola pikir kita. Dan apabila kalian semua terbiasa berpkir keliru (khususnya dalam menilai dan memandang tentang belajar) hal ini akan memaksa gen-gen yang ada di dalam otak otak kalian untuk memproduksi protein-protein yang akan memperkuat kekeliruan tersebut. So, jagalah pikiran kalian terus-menerus, ok !

Bikin Belajar Selezat Cokelat


Di dalam buku ini kak Fatar dan kak Dennis memberikan solusi kepada kita tentang cara proses belajar itu selezat dan senikmat cokelat. Kita tahu bahwa belajar itu merupakan suatu kegiatan yang sangat membosankan, menjenuhkan, dan bahkan bisa membuat kita frustasi. Semua ini disebabkan karena kita belum tahu thoriqoh belajar yang baik dan menfaat yang terkandung di dalamnya. Dalam hal ini Kak Fatah dan Kak Denis memberikan suatu gambaran kepada kita supaya kita senang dan semangat belajar dalam menuntut ilmu.

Pertama, kita harus mengetahui benar, apa sih itu belajar dan manfaatnya bagi aku? Belajar itu merupakan suatu proses perjalanan manusia dari suatu yang belum dia tahu menjadi tahu. Semua itu tak akan pernah terjadi apabila kita masih belum mengetahui dan mengenal tentang hakekat belajar itu sendiri, tak kenal maka tak sayang. So, sebelum kita memulai belajar kita harus mengetahui apa itu belajar dan apa manfa’at yang kita peroleh ketika belajar dibandingkan dengan ketika tidak belajar (introspeksi diri).

Kedua, semangat (spirit). Tanpa semangat kita tidak akan mungkin belajar secara konsisten dan terarah secara baik. Karena semangat merupakan kunci sukses kita dalam belajar. Tapi sebagian dari kita yang semangat belajarnya turun (terutama bagi anak-anak yang mau melanjutkan ke perguruan tinggi) dikarenakan minimnya biaya untuk kuliah. Semua itu tidak akan pernah terjadi apabila kita mempunyai semangat yang besar. Imam Syafi’i pernah berkata bahwa : “tidaklah penting dalam berburu ilmu, kecuali siapa yang mencari dalam kondisi kekurangan.”

Ketiga, mempunyai impian yang besar atau cita-cita yang besar untuk belajar. Karena belajar tanpa impian itu non sense. Apapun impian kita, tak peduli setinggi langit atau sehebat apapun, semunya bermuara pada satu jua, yaitu keberhasilan di akhirat kelak.

Semua tips-tips yang disajikan dalam buku tadi merupakan salah satu unsur kelebihan yang dikandungnya selain ilustrasi dan gambar yang ada pada buku tersebut. Tapi kalau kita amati lagi , kita akan mengetahui bahwa buku tersebut memiliki beberapa kekurangan, di antaranya yang paling menonjol adalah penggunaan kata-katanya yang sulit dipahami (misal, seyuk: orange) dan tidak sesuai dengan EYD yang digunakan di Indonesia. Walaupun sasarannya itu anak kalangan remaja


M. Yani KWQ

0 comments: