Tidur Dan Shalat Subuh, Lebih Nikmat Mana?

. Thursday, June 21, 2007
  • Agregar a Technorati
  • Agregar a Del.icio.us
  • Agregar a DiggIt!
  • Agregar a Yahoo!
  • Agregar a Google
  • Agregar a Meneame
  • Agregar a Furl
  • Agregar a Reddit
  • Agregar a Magnolia
  • Agregar a Blinklist
  • Agregar a Blogmarks

Jika kita melihat realita yang ada, banyak dari umat muslim zaman sekarang yang menganggap remeh terhadap pelaksanaan shalat subuh berjama’ah. Hal semacam ini dapat kita buktikan ketika adzan subuh telah dikumandangkan, mayoritas dari meraka lebih memilih untuk meneruskan aktivitas mereka di alam mimpi. Bagi mereka tergolek di atas kasur yang empuk jauh lebih nikmat dibandingkan sujud di atas sajadah dalam shalat jama’ah. Di atas sebuah kasur empuk. Mereka sering kali bedalih “entar aja , siang-siangan juga bisa”Tentu saja hal tersebut sangat kontras sekali, jika kita bandingkan dengan keadaan umat Islam ketika zaman Nabi Muhammad SAW. Satu contoh kecil saja, ketika terjadi peperangan untuk menaklukkan benteng Tartar. Ketika itu terjadi suatu peristiwa yang lumrah dalam pandangan orang kebanyakan, yaitu terlambat melaksanakan shalat subuh. “tragedi” ini membuat salah satu sahabat yang bernama Anas bin Malik selalu menangis bila mengenangnya. Ingat sobat! Terlambat di sebabkan jihad…

Perbedaan di atas sudah sangat jelas. Betapa banyak dari umat muslim yang tidak faham atau sengaja dilupakan, betapa urgennya pelaksanaan shalat subuh di awal waktu. Hingga para sahabat selalu menyesalinya, padahal hanya sebatas terlambat. Apakah kebanyakan dari kita lebih mementingakan kehidupan duniawi yang sifatnya hanya sementara. Jika kita mau bersikap agak kritis, kenapa bisa Allah SWT menetapkan pelaksanaan shalat pada waktu yang begitu sulit, dimana ketika itu manusia sedang asyik dengan mimpi masing-masing di atas kasur yang empuk. ternyata di balik pelaksanaannya diwaktu yang sangat sulit tersimpan anugrah yang melimpah dari Allah.
Pernah suatu ketika, salah seorang penguasa Yahudi melontarkan sebuah pernyataan “kaum yahudi tidak takut terhadap umat Islam, kecuali terhadap satu hal. Apakah hal tersebut? Apabila jumlah jama’ah shalat subuh menyamai jumlah jama’ah shalat jum’at”.
Apa yang bisa kita petik dari pernyataan di atas. Ternyata umat Yahudi lebih jeli terhadap realita yang terjadi pada umat Islam. Ini terbukti dengan adanya pernyataan tersebut. Apakah terdapat dalam perkataaan tesebutlah terdapat kunci kesuksesan orang- orang barat di zaman modern ini. Sepanjang pendengaran penulis selama ini, memang mayoritas dari orang-orang barat selalu berangkat ke tempat mereka bekerja ketika pagi- pagi buta.

Dan fakta juga mengatakan seperti itu halnya. Dr. Raghib As-Sirjani salah seorang dosen di fakultas kedoteran Universitas Kairo, ketika berkunjung ke AS. Ia terkejut sekali dengan penduduk Negara tersebut. Pasalnya ketika ia pulang dari salah satu masjid di Negara tersebut, setelah melaksanakan shalat subuh ia menjumpai di jalan-jalan utama sangat ramai dengan mobil. Dan apa yang mereka lakukan saat itu? Mereka berusaha sekuat tenaga bangun pagi untuk masalah pekerjaan kantor mereka. Mereka itu orang Yahudi, pekerjaan mereka notabene hanya untuk kepentingan dunia saja, hati mereka tergugah untuk bangun pagi. Bahkan ada suatu hal yang lebih fantastik dari realita ini. Ketika Dr Raghib melangkahkan kakinya ke masjid guna menunaikan shalat subuh. Di jalan beliau bertemu dengan banyak orang yang sedang berjalan dengan anjing-anjing mereka. Tentunya hal ini membuat beliau linglung. Kok bisa di waktu pagi-pagi sekali mereka berjalan dengan anjing-anjing mereka. Maka beliaupun berinisiatif untuk bertanya kepada penduduk tersebut. Dan jawaban yang beliau dapatkan dari meraka “ kami berjalan hanya sekedar untuk mengajak anjing-anjing kami menghirup udara segar”. Orang-orang yahudi bisa bangun setengah lima pagi karena hati mereka terpaut dengan anjing mereka. Sedangkan kita seorang mu’min hanya segelintir orang saja yang hatinya tergugah untuk membuktikan rasa cintanya kepada sang Khaliq.

Kejadian tersebut, tentunya menjadi sebuah kaca perbandingan yang harus kita perhatikan benar-benar. Dan sudah sangat jelas bahwasanya di balik pelaksanaan shalat subuh di awal waktu terdapat suatu hal yang urgen bagi tatanan kehidupan kita. Apakah suatu hal yang wajar? jika orang- orang Yahudi telah siap dengan pakaian kerja mereka, sedangakan kita masih terlelap di atas kasur. Bukankah “tidur subuh menyebabakan kefakiran”.

M. Iqbal

0 comments: