Kesalahpahaman Tentang Filsafat

. Monday, June 11, 2007
  • Agregar a Technorati
  • Agregar a Del.icio.us
  • Agregar a DiggIt!
  • Agregar a Yahoo!
  • Agregar a Google
  • Agregar a Meneame
  • Agregar a Furl
  • Agregar a Reddit
  • Agregar a Magnolia
  • Agregar a Blinklist
  • Agregar a Blogmarks

Filsafat salah satu kata yang mungkin jarang sekali di dengar orang yang kurang wawasannya serta minatnya dalam pengembangan ideologi. Dikarenakan sempitmya pandangan sempitnya pandangan tentang hal tersebut. Seakan- akan filsafat itu suatu momok yang dapat merusak ideolgi agama yang telah ada, sehingga timbulah suatu persepsi yang intinya menyatakan bahwa filsafat itu tidak boleh bahkan haram untuk dikaji serta diperdalami. Oleh sebab itu sangat sedikit sekali orang yang sadar akan pentingnya filsafat. Hanya segelintir orang saja yang memahaminya sebagai suatu kepentingan dalam hidup beragamaMayoritas pesantren salaf Indonesia, bahkan mungkin hampir keseluruhan, mengharamkan adanya pengkajian atau pendalaman apapun yang berbau filsafat. Karena otoritas pesantren tersebut mengacu kepada pendapat Imam Ghazali yang mengatakan bahwa filsafat itu sesat, yang telah dituliskan beliau dalam bukunya “Tahfatul- Filsafah”. Sehingga pada saat itu terjadi peperangan idealisme antara tokoh filsaat seperti Ibnu Rusyd. Mereka berlomba dalam mengarang buku yang isinya saling menyudutkan lawannya.

Jika kita melihat pada realita yang ada, segala sesuatu di dunia ini tidak lepas dari pemikiran filosofis. Contohnya dalam ilmu tauhid, terdapat kata “adanya makhluk di dunia ini menunjukan adanya Tuhan”. Dalam segi kata-katanya bisa disimpulkan bahwa kalimat tersebut merupakan hasil dari pemikiran filosofis. Jadi persepsi orang salaf yang mengatakan bahwa filsafat itu menyesatkan adalah salah besar. Padahal dasar pelajaran atau bisa dibilang kurikulum yang paling dasar dalam pendidikan pesantren salafi ialah tauhid dengan kitabnya yang berjudul “Tijanu Ad-Darari”. Karangan Syekh Ibrahim Al- Bajuriyyu. Di dalamnya membahas tentang ke- Esaan Tuhan, yang di dalamnya terdapat banyak sekali atau bisa di bilang hampir keseluruhan dari pembahasannya memakai dalil aqli. Kemudian kita ketahui bersama bahwa asal atau sumber dari dalil aqli tersebut akal pikiran manusia yang merupakan inti dari proses terjadinya atau terciptannya ilmu filsafat.

Memang kita ketahui sendiri bahwa sebagian dari ahli- ahli filsafat di dunia, tidak bertuhan. Seperti Nietsheze, Descartes, dan sebagainya. Tapi hal itu terjadi karena ketika mereka berfikir, akal mereka tidak memakai konsep diin yang di paparkan oleh Fauz Noor dalam bukunya “Tapak sabda”, yaitu konsep yang memetakan bahwa kita boleh memikirkan semua hal yang ada di alam semesta ini. Akan tetapi ketika pikiran kita mengenai hal- hal yang berhubungan dengan zat Tuhan YME, kita harus tunduk dan mengalhkan pada topik yang lain. Itulah yang terjadi pada tokoh- toloh fisafat barat yang telah mashur pada zamannya sehingga kita bisa mengatakan mereka para filosof yang kehilangan arah dan tak punya tujuan serta batasan, layaknya orang yang bepergian dengan mobil tetapi tidak ada tujuan yang ingin dicapai sehingga akhirnya mobil merekapun mati karena kehabisan bensin tanpa tahu apa sebenarnya tujuan mereka bepergian dan membuat perjalanan yang mereka lakukan sangat sia-sia.

Sedangkan tokoh-tokoh filsafat Islam kita sangat jauh berbeda dengan tokoh-tokoh filsafat barat yang mempertuhankan akal dan membuang jauh- jauh dari benak mereka apa-apa yang berhubungan dengan Tuhan dikarenakan tiadanya iman yang mengakar kuat dalam hati . Karena ketika mereka memikirkan suatu masalah yang berkecamuk dalam benak mereka, dihadapinya masalah tersebut dengan pikiran yang penuh keimanan dan ketakwaan. Sehingga didapatlah solusi yang diinginkan tanpa sedikitpun meninggalkan norma-norma keagamaan dan tanpa menghilangkan unsure-unsur yang terkandung dalam masalah tersebut. Sampai akhirnya kita dapat merasakan dampak positif dari hasil pemikiran mereka. Contohnya seperti ilmu kedokteran yang dihasilkan oleh tokoh filsuf kita yakni Ibnu Sina, filsafat Islam tentang ketuhanan yang membuat pemikiran kita selalu terpaut dengan Sang Ilahi yang dihasil kan oleh Al- Kindi dan contoh-contoh lainnya yang tak mungkin tersebutkan semuanya.


Zaini abdillah KWQ

0 comments: